Sunday 6 February 2022

Contoh Review Jurnal Mata Kuliah Teknik Sipil : Analisis Struktur Metode Matriks

 


        Analisis struktur metode matrik secara umum dibedakan dalam dua metode, yaitu metode gaya (fleksibilitas) dan metode perpindahan (kekakuan). Metode gaya dalam penyusunan persamaan matrik strukturnya didasarkan perpindahan satu satuan yang selaras. Kemudian nilai perpindahan yang selaras tersebut digunakan untuk mendapatkan matrik gaya nodal, sedangkan metode perpindahan di dalam persamaan matrik struktur didasarkan pada gaya nodal ekivalen yang besarnya bergantung pada beban yang bekerja. Dengan beban nodal yang diketahui atau dari beban bentang yang dikonversi ke beban nodal tersebut selanjutnya digunakan untuk mendapatkan perpindahan titik nodal dan pada akhirnya untuk mencari gaya elemen baik dalam sumbu global maupun dalam sumbu lokal.

Persamaan umum analisis strukur metode matrik terbagi atas 2 metode yaitu sebagai berikut:

[Baca selengkapnya di file pdf berikut ini] KLIK:


Download Button

Baca selengkapnya

Sunday 23 January 2022

Contoh Penerapan Distribusi Probabilitas/Peluang pada Teknik Sipil



Contoh 1:

Di suatu lokasi yang kadang-kadang terdapat angin kencang hendak didesain struktur gedung tinggi dengan umur guna 500 tahun. Untuk menentukan besarnya beban angin rencana perlu diketahui kecepatan angin maksimum 500 tahunan. Misalkan berdasarkan data kecepatan angin yang tersedia dapat disimpulkan bahwa distribusi kecepatan angin maksimum tahunan di lokasi itu adalah normal, dengan rata-rata 100 km/jam dan deviasi standar 25 km/jam. Berapa kecepatan angin nominal rencana, bila sebagai nilai nominal itu diambil nilai median kecepatan angin maksimum 500 tahunan.

Contoh ini dapat diselesaikan dengan metode distribusi asimtotik

 

Distribusi asimtotik merupakan.....[SELENGKAPNYA ADA DI FILE PDF BERIKUT]


Dapatkan file selengkapnya dalam bentuk pdf. KLIK:

Download Button

Baca selengkapnya

Sunday 5 December 2021

LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS MENGGUNAKAN APLIKASI SAP2000 DARI PEMODELAN – RUNNING ANALYSIS

 


Program SAP2000 sebagai salah satu program rekayasa Teknik Sipil yang berbeda dengan program komputer pada umumnya. Hal ini disebabkan pengguna program ini dituntut untuk memahami latar belakang metode penyelesaian dan batasan-batasan yang dihasilkan serta bertanggung jawab penuh terhadap outputnya. Program ini digunakan untuk Analisis dan Design struktur menggunakan konsep metode elemen hingga yang didukung dengan analisis Statis, Dinamis, Linear, maupun Nonlinear. Fasilitas design yang disediakan program ini hanya untuk struktur beton dan baja dengan menggunakan peraturan perencanaan dari Amerika, Eropa serta negara lainnya. Perencanaan dengan menggunakan peraturan Indonesia dapat dilakukan dengan cara memodifikasi beberapa faktor reduksi kekuatan. Segala resiko sehubungan dengan pemakaian program ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemakai, seperti pada salah satu disclamer pada setiap tutorial program ini.

Nah, kali ini mimin bagikan kepada teman-teman semua Langkah-langkah Praktis Menggunakan Aplikasi SAP2000 dari Pemodelan hingga Running Analysis yang telah dipraktekan kemudian disusun sebagai artikel oleh Ordeli Yamotuho Zalukhu, S.T.


Dapatkan file selengkapnya dalam bentuk pdf. KLIK:

Download Button

Baca selengkapnya

Tuesday 7 May 2019

JURNAL STUDI KOMPARASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN PETA HAZARD GEMPA INDONESIA 2010 DENGAN PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA INDONESIA 2017 BERDASARKAN SNI 1726:2012


ABSTRAK

Kondisi tektonik Indonesia yang terletak pada pertemuan lempeng besar dunia dan beberapa lempeng kecil menyebabkan Indonesia berpotensi sering mengalami kejadian gempa. Di Indonesia salah satu langkah penanggulangan bencana yaitu dengan penerbitan Peta Gempa Indonesia dan peraturan kegempaan SNI Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan peraturan dan Peta Gempa tersebut terus mengalami perkembangan.  Peta Gempa yang paling terbaru saat ini adalah Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017 yang diluncurkan pada tanggal 27 September 2017 yang lalu, total keseluruhan sumber gempa di Indonesia terdiri 295 sumber gempa, yang jauh berbeda dengan Peta Hazard Gempa Indonesia 2010.

Tujuan dari penelitian ini, melakukan studi komparasi antara Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 dengan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017 berdasarkan SNI 1726:2012 terhadap pengaruh penerapan perencanaan dan pengaruh beban gempa pada suatu gedung. Objek penelitian dalam studi ini yaitu gedung Digital Library Universitas Negeri Yogyakarta terdiri dari 5 lantai utama dan lantai atap, yang berlokasi di Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dibangun pada bulan Agustus sampai Desember 2017.

Hasil studi komparasi menunjukkan, analisis dengan menggunakan respon spektrum dihasilkan perbedaan percepatan puncak (Sa) mengalami peningkatan 20 %, analisis dengan menggunakan beban statik ekuivalen menunjukkan perbedaan geser dasar sebesar 20 % dari 4518,35 kN menjadi 5647,937 kN. Beban gempa juga mengalami peningkatan, maka hal tersebut berbanding lurus dengan gaya dalam rata-rata yang dihasilkan meningkat, pada gaya geser (SFD) 9,6 %,  momen (BMD) 13,7 %. Sementara analisis simpangan antar lantai dari kedua peta tersebut juga mengalami perbedaan, yaitu 19,91 % pada arah X dan 19,85 % pada arah Y.

Kata kunci: Peta Gempa Indonesia, Respon Spektrum, SNI 1726:2012, Statik Ekuivalen


Dapatkan file yang lebih lengkap dalam bentuk pdf. KLIK:

Download Button

Baca selengkapnya

Saturday 20 April 2019

My Best Day: I CANCEL TO LEAVE GOD


I think my best day was when I went to Prophetic Gathering at Jakarta a week ago. At there, I could meet Him. I felt His presence in my life. He gave me a new experience. But let me tell you the story behind this experience.
Indeed, I have been a Christian for a long time and I have been serving God in church until this time, but I always find many problems in my personal life. Honestly, a few months before I went to Jakarta, I was disapointed with God. All of my plans that I had arranged in the beginning of this year was changed  drastically. I was faced with a lot of problems, especially about my family. I had much of pressure. I almost gave up and I was wondering for months. The climax was in the end of March, I entered a phase where I had to choose to stay following Jesus or I just leave Him.
Praise the Lord, He is good for my life. He brings me in a “Spiritual Journey”, through Koh Herry and Koh Wawan. They forced me to join Propethic Gathering. At first I was shocked, because all this time I am just a Sunday school teacher that likes to use my logic. I thought that kind of event which was prophetic is not matched to my service field. However, God always worked in me through Koh Herry and Koh Wawan. Everytime they met or phoned me, they always asked me to join it. Finally, I gave my heart to join the event.
But, before I went to Jakarta, firstly Koh Herry asked me to accompany him in a wedding reception of my brother, Arga. In the next day on Sunday, Koh Herry was also preaching in Cilacap about How GOD is Important in Our Lives. Let me give you the analogy. “If there is a pillar that is a Source of Water, it’s impossible if someone who needs water goes to wall, chair or door”. Definitely the one who needs water will come to the pillar. This pillar depicts God and the one who needs water is us. From this illustration, God evaluated my heart, I realized how important it is to put God first over everything in our lives. See? After that, from Cilacap, we came back to Jogja.
Then in the next day, we went to Jakarta. In Jakarta, God’s words that I got in Cilacap were more strengthened by Ms. Christin, she was telling us about the story of Esther. Esther tried to prepare everything, that she might not like, instead the things that God likes. That story gave me an understanding that is in doing everything , the first thing that we have to make sure is we match and please in God’s heart. This point, we have to check carefully and in detail. We have a goal of life which is to please God’s heart. That’s why everything that we do is not for our pleasure personally so that we get praise from people, but it’s all for the glory of God’s name.
There were a lot of other things that I learned, moreover when Ps. Niko Njotorahardjo shared something to us, when a prayer spoke to him and he directly repented. Then, I also evaluated my own self. Think of this, Pastor Niko Njotorahardjo who gets annointing from God, was also evaluated by God through other people. Then, I also decided to repent and not to be arrogant. I surrender my heart to be changed by God.
During in Jakarta, I came back to the first love, God brought me to sing and worship Him. The burdens that binded me were gone. I felt peace because the Holy Spirit kept talking to me.  I didn't ask anything from God, everytime I pray I just say to God, I want to please Your heart only, I want to feel like this in my entire life, don't let Your Spirit far from me.
God is good. These weeks, God returns my life back. I become more enthusiastic to work and serve God. All the heavy burdens, one by one was gone. The thing that makes me grateful is I CANCEL TO LEAVE GOD.

*****

Hari Terbaiku: NGGAK JADI NINGGALIN TUHAN
 Hari yang paling menyenangkan buat aku adalah ketika aku pergi ke Prophetic Gathering di Jakarta seminggu yang lalu. Di sana aku bisa ketemu dengan Tuhan. Aku merasakan kehadiran-Nya dalam hidupku. Tuhan memberi aku pengalaman baru. Sebelumnya, aku mau menceritakan kisah di balik pengalaman ini.
Aku sudah lama menjadi seorang Kristen dan aku juga telah melayani di gereja sampai saat ini, tapi aku selalu menemukan banyak masalah dalam hidupku. Jujur dalam beberapa bulan ini sebelum aku ke Jakarta, aku kecewa sama Tuhan. Semua rencana aku yang telah kususun di awal tahun berubah drastis. Aku dihadapkan banyak masalah, terutama tentang keluarga aku. Aku banyak mendapat tekanan. Aku hampir nyerah dan aku terus menimbang-nimbang beberapa bulan, puncaknya akhir Maret, aku masuk di fase untuk memilih tetap ikut Tuhan atau aku meninggalkan Tuhan.
Puji Tuhan, Tuhan baik buat hidupku. Dia bawa aku ke dalam “Spiritual Journey” melalui Koh Herry dan Koh Wawan. Mereka paksa aku ikut, awalnya aku terkejut, karena selama ini aku hanya seorang guru Sekolah Minggu yang suka ngandalin logika. Aku rasa acara seperti itu apalagi yang namanya Prophetic Gathering bertolak belakang dengan bagian pelayananku. Tuhan terus bekerja buat Koh Herry dan Koh Wawan, tiap ketemu atau nelponan mereka selalu ajak aku untuk ikut. Akhirnya aku memberi hati untuk ikut.
Sebelum ke Jakarta, Koh Herry ajak aku ke Cilacap untuk pergi ke resepsi pernikahan saudaraku, Arga. Esok minggunya, di sana Koh Herry khotbah tentang Pentingnya Tuhan Dalam Hidup Kita, “Ibarat tiang ini adalah sumber air tidak mungkin yang butuh air pergi ke dinding, ke kursi atau ke pintu. Tentu yang membutuhkan air tersebut ke tiang ini”. Tiang ini menggambarkan Tuhan dan yang membutuhkan air adalah kita. Dari ilustrasi tersebut, Tuhan mengoreksi hati aku, aku menyadari begitu pentingnya mengutamakan Tuhan dalam hidup kita. Setelah dari Cilacap, kami kembali ke Jogja.
Dan esoknya kami ke Jakarta. Di Jakarta, firman yang kudapat di Cilacap semakin diteguhkan. Bu Christin mengisahkan kisah Ester. Ester mempersiapkan segala sesuatu bukan yang disukainya, tetapi yang disukai raja. Kisah tersebut memberi pengertian dalam melakukan segala sesuatu yang kita utamakan adalah cocok dan berkenan di hadapan Tuhan. Poin ini kita cek secara teliti dan detail. Tujuan hidup kita adalah menyenangkan hati Tuhan, makanya setiap yang kita lakukan bukan kesenangan hati kita secara pribadi supaya dapat pujian, tetapi semuanya hanya kemuliaan nama-Nya.
Banyak hal lain aku mendapat pelajaran, terlebih ketika Pdt. Niko Njotorahardjo bersaksi, ketika seorang pendoa menegur Pdt. Niko Njotorahardjo dan beliau langsung bertobat. Saya mengevaluasi diri aku sendiri, Pdt. Niko Njotorahardjo yang diurapi Tuhan saja bisa dikoreksi Tuhan melalui orang lain, aku bertekad, aku mau bertobat untuk tidak sombong. Aku menyerahkan hatiku untuk diubahkan oleh Tuhan.
Selama di Jakarta, aku kembali ke kasih mula-mula, Tuhan membawa aku untuk terus bernyanyi dan menyembah Tuhan. Beban yang membelenggui aku hilang. Aku merasakan damai sejahtera karena Roh Kudus terus berbicara kepada aku. Aku tidak meminta apapun dari Tuhan, tiap aku berdoa aku cuma bilang, Tuhan, aku hanya menyenangkan hati-Mu saja, aku mau merasakan hal seperti ini seumur hidupku, jangan biarkan Roh-Mu jauh dari aku.
Tuhan memang baik. Beberapa minggu ini, Tuhan membalikkan keadaan hidup aku, aku semakin semangat untuk bekerja dan melayani. Semua beban yang begitu berat sebelumnya, satu per satu selesai. Yang aku syukuri adalah aku nggak jadi ninggalin Tuhan.



Kesaksian ini ditulis oleh Ordeli Yamotuho Zalukhu, S.T.
tepat pada Peringatan Jumat Agung, 19 April 2019 di Yogyakarta
Editor : Sefty Pardosi
COPYRIGHT © shareenglish.id
Baca selengkapnya

Sunday 9 April 2017

Jasa Pembuatan Website


Perkembangan teknologi sekarang ini sangat mempengaruhi pentingnya sebuah website. Website sangat dibutuhkan baik sebagai milik pribadi, komunitas, sekolah, bisnis, lembaga pemerintah (tingkat desa, kecamatan, per SKPD kabupaten, provinsi maupun nasional), dan kebutuhan lainnya. Website digunakan sebagai media untuk memberitakan sesuatu hal, media pemasaran dan promosi, media jual beli dan masih banyak keuntungan lainnya.
Sekarang saatnya kita bergerak cepat bersama perkembangan teknologi.

'GOWWEWEB' bisa membantu siapa saja dalam mewujudkan impian memiliki website sendiri.

Harga mulai Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)


Info lebih lanjut silakan hubungi : 0812 6225 1520 via SMS/Telepon/WA atau via gowwegroup@gmail.com



Baca selengkapnya

Wednesday 29 March 2017

Contoh Cerpen | Mata Biru

Malam itu seorang remaja duduk di teras rumah dinas ayahnya, menikmati indahnya lampu perumahan yang berjejer di bukit arah pelabuhan Angin. Pelabuhan terbesar di kota itu. Lampu kapal berkedip dari jauh menambah pesona indah sang kota kecil. Kota itu bernama kota Gunungsitoli yang diresmikan pada tahun 2008 silam. Remaja itu merenung di bawah langit gelap tanpa bintang dan bulan, awan bergerak bebas dan begitu cepat, angin dari selatan sering menerpa pipi remaja yang tampak galau. Gerimis juga masih belum reda, membasahi tugu Yaahowu yang selalu menyapa orang dari seberang samudera. Suasana malam itu, mengingatkan kisah hidupnya yang terjadi pada masa lalu, saat dia mengawali masa SMAnya. Dia terharu dan seakan meneteskan air mata. Namun, kesedihannya tidak berlangsung lama karena senyuman telah melapisi bibir merahnya. Dia kelihatan gila ketika wajah teman-temannya terlintas di pikirannya, yang memiliki seribu satu karakter, ada yang pendiam seperti patung hidup, ada yang humoris, ada tukang tidur, ada yang suka teriak, ada yang hobi nyanyi, ada gitaris, ada juga yang hobi futsal, basket, ahli IT dan lebih banyak di antara mereka yang suka melahap soal-soal dan menghafal filosofi serta memanjangkan atau memendekkan rumus-rumus sang jenius.
 Namanya Denov, dia anak IPA di SMA Sukma Bangsa, salah satu sekolah favorit di pulau yang dia cintai itu, dia sangat bangga bisa sekolah di sana karena sekolah itu membuat hidupnya semakin berubah tak lain ke hal yang lebih baik. Di sekolah itu dia benar-benar ditempa mulai dari melatih mental, cara mengatur waktu dengan baik, dan terlebih dia dituntut belajar selama satu hari di sekolah. Itulah terkadang dia merasa stress ketika tugas-tugasnya yang super wow menumpuk. Tumpukan tugas sudah biasa terjadi padanya karena dia tidak bisa membagi waktu dengan baik apalagi pada tahun pertama dia belum terbiasa belajar seperti itu, dia lebih banyak menggunakan waktunya untuk main game seperti game smackdown dan playstation. Denov juga lebih suka bermain dengan teman-temannya, apalagi dia dikenal seorang siswa yang suka menjahili teman-temannya di kelas. Akibat ulahnya itu, dia kadang dibenci bahkan berkelahi dengan teman-temannya walau setelah itu mereka seperti air yang mengalir, rasa persahabatan dan kekompakkan mereka tak pernah padam.
Di tahun pertama Denov memiliki seorang teman yang bernama Dela. Remaja itu cantik, baik, pintar, senang bergaul dan penuh perhatian. Cowok atau cewek di mata Dela tidak ada perbedaan. Sifat Dela itulah yang membuat cowok-cowok di kelas banyak mengaguminya tak apalagi Denov.
***
Pada awal bulan September tahun tersebut, semua siswa kerja bakti, mereka melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai yang telah diperintahkan oleh ibu guru. Setelah mereka bekerja selama tiga jam, seluruh siswa beristirahat. Denov dan teman-temannya juga ikut beristirahat, memulihkan energi mereka yang telah terkuras akibat sinar matahari pagi yang membakar kulit putih mereka. Mereka beristirahat di pojok laboratorium untuk menghentikan keringat yang  terus mengalir di sekujur tubuh para pelajar itu.
Cie…….cieeeeeeeeeeeeeeee !!!!!!” teriak teman-teman Denov. Denov terkejut dan bingung melihat teman-temannya.
“ Ada apa woe…!! Dapat makanan kita ya?” tanya Denov.
“ Waduh…jangan pura-pura gak tahulah Den,” jawab Debil yang tak kalah sifat usilnya dengan Denov.
“ Iya Den, jangan pura-pura gak taulah, sudah tahu kami semua rahasiamu,” tambah Frisno sambil menunjuk Denov.
“Lah,…rahasia apa woe…! Beritahu ajalah. Ini aku makin bingung sama kalian,” kata Denov sambil terbata-bata.
“ Memang sudah tahu kami kok. Ha…ha…ha…ha…” jawab Wili sambil memukul pundak Denov.
“ Kutamparin mukamu ya …! Baru tahu rasa…!” jawab Denov sambil mencoba menyepak bokong si Wili. Wili pun mengela sambil tertawa.
“Coba lihat, Den. Apa ini?” tanya Debil sambil mengeluarkan benda kecil dari saku celananya.
Denov makin bingung dan ingin merebut benda kecil itu di tangan Debil. Namun, Debil licik akan hal itu. Dan kini Denov yakin kalau benda kecil itu adalah hp standarnya yang menyimpan semua rahasia antara dia dengan sang sahabat yang dikaguminya selama ini.
“ Itu hpku Deb!” kata Denov.
“Ha…ha…ha… emang punya siapa lagi? Sudah tahu malah diberitahu, Ha…..ha…..ha….!” jawab Tian sambil tertawa terbahak-bahak.
“Ka ..kaliannnn….” Denov terbata-bata sambil mengejar si Debil.
Denov akhirnya bisa mengambil hp kecil yang menyimpan bunga-bunga cinta  yang ingin dia tanam itu.
“Waduh…..Mati aku…..!” kata Denov sambil memukul keningngnya dengan muka galau.
“ Jadi,.. ketahuan deh….” tambah Denov sambil memeriksa hp simpelnya itu.
“Biasa ajalah bro, lagian kita-kita aja yang tahu kok, ha…ha…ha…” jawab Tian sambil bersandar di dinding laboratorium tersebut.
“Iya, Den. Betul kata Tian. Perjuanganmu, perjuangan kita juga. Selamat berjuang, Bro!” kata Debil sambil memukul pundak si Denov. Kali ini Debil berkata serius.
“Yaelah mukamu Deb. Kalian gila, apa? Aku biasa aja. Gak ada perasaanku samanya kok. Aku pengen dekat aja. Jangan terlalu lebay deh. Buat malu saja sama kakak kelas,” jawab Denov yang ingin menyembunyikan perasaannya kepada teman-teman dekatnya itu.
“Sudahlah, Den. Gak usah munaklah. Bilang saja…. Aku mendukungmu, Bro. Kalau misalnya kamu gak maju, biar aku saja yang maju. Klo masalah cinta, aku masternya, Bro! Susahnya apa? Pakai aja jurus kupayakum. Pasti dapat itu cewek.  Ha…ha…ha…” kata Leo blak-blakan, salah seorang dari temannya yang bercita-cita jadi komedian. 
“Yaelah mukamu, macam bisa saja, jagain anak kecil saja gak mampu, apalagi ganggu cewek. Ha. . . ha. . . ha….”jawab Debil sambil menutup mukanya.
“Maksudmu apa, Deb?” balas Leo.
“Sudahlah, Le. Klo masalahmu gak usah dibahas lagi deh,” jawab Wili sambil mengambil parangnya yang telah jatuh.
“Teman-teman gimana kalau kita balik ke kelas saja?” tambah Wili.
“Betul, Bro. Lets go…!” jawab Debil dengan semangat.
Pelajar kompak itu pun bergerak menuju kelas sambil membawa peralatan gotong royong. Mereka ibarat sebuah suku dari pedalaman yang ingin memerangi musuh-musuh mereka. Namun, tebar senyum, tawa dan canda menghiasi perjalanan mereka saat itu. Namun, ada satu dari mereka tidak merasakan hal yang sama. Namanya Denov. Dia masih tinggal duduk di anak tangga laboratorium itu sambil merenungkan perasaannya yang telah terpendam. Aroma dari rumput yang mulai kering menusuk hidungnya menemani rasa galaunya siang itu.
“Oh…Tidak! Mengapa aku harus memikirkannya. Kan… gak ada hubungan apa-apa. Tapi… jangan-jangan? Oh… tidak-tidak jangan sampai kepikiran gitu Denov. Ingat..! Kamu berada di tengah-tengah orang intelek. Cita-citamu Den. Itu yang penting,” kata Denov dalam hati walau bibirnya terkadang bergerak.
***
Denov adalah salah satu pelajar yang kreatif dan anak yang menguasai IT, tiada Denov tanpa di temani sebuah laptop. Suatu malam, Denov sengaja sendiri di kamar. Di kamar yang kurang beres menurut pandangan seorang cewek. Semua barang pada berantakan, buku-buku pelajaran berserakan dimana-mana, kain banyak bergantungan, juga di sudut kamarnya ada sebuah bola basket yang telah masuk keranjang sampah, kain sprei pada terbuka dan terlipat. Namun, Denov tidak mempedulikan itu. Dia berbaring telungkup di ranjang yang pas dengan panjangnya itu. Bagi Denov kerapian itu tidak penting, yang paling penting adalah dia ingin  memulihkan tenaga yang telah habis di sekolah selama satu hari. Malam itu dia mulai membuka laptop kesangannya, dia kangen dengan teman-temannya walaupun hanya berpisah beberapa jam saja. Dia mulai melihat foto teman-temannya, kebetulan foto yang tampil pertama adalah foto Dela bersama dengan  dua sahabatnya yang lain. Saat itu mereka berpose dengan ala peace sambil tersenyum yang cukup menawan.
Stop…op..op..op.. Ini dia.” Denov berkata dalam hati.
“Senyum Dela ternyata  manis juga ya, jangan-jangan benar ada perasaanku ke dia ya? Oh… Tidak! Jangan sampai, Tuhan! Dia temanku sendiri, aku takut kehilangan dia sebagai teman dekat, aku ingin menjadi sahabat terbaiknya, aku takut kehilangan cita-citaku untuk membangun kota kecil ini,” kali ini Denov berkata lebih keras sambil melemparkan bola basket kesangannya di dinding kamarnya yang bercat putih polos itu.
Poouuuuummmmmmm,” begitulah suara bola basket itu terdengar kepada ayahnya Denov.
“Den, … Apa itu, Den?” teriak sang ayah dari ruang makan.
“Gak, Pak. Tikus kelewatan.” jawab Denov yang ingin mencandai ayahnya.
“Uhm, hati-hati ya, asal bukan kamu saja yang kelewatan!” jawab ayahnya.
“Gak kok, Pak. Denov serius, ada tikus yang lewat.” tambah Denov.
“Iya, iya. Bapak mengerti.” jawab sang ayah.
“Memang benar Pak, Denov lagi bohong sama Bapak. Ha..ha..ha..” kata Denov sambil tertawa terbahak-bahak mencandai sang ayah. Kali ini Denov keluar dari kamar.
“Pak, kok rumah ini asri sekali ya, Pak?” tanya Denov.
“Asri? Loh… kamu beda sekali malam ini ya? Kamu lebih ceria, suka bercerita dan selalu tersenyum. Kamu memang benar-benar anak Bapak. Inilah dampaknya kalau kamu masuk SMA unggulan. Bapak hebat kan!” jawab sang ayah dengan ala sombongnya kepada Denov karena beliaulah yang memaksa Denov masuk sekolah unggulan tersebut.
“Pak, Bapak belum menjawab pertanyaan Denov, Pak?” kata Denov dengan manja.
“Oh, iya Bapak hampir lupa. Ha..ha..ha.. Yah… Ialah Den. Bapak kan lulusan teknik sipil dari Fakultas Teknik dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Itu sampai S2 loh Bapak kuliah di sana. Itu pun dengan hasil yang memuaskan. Kemudian, Bapak mengambil program  doktoral pada umur 40 tahun di Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan. Bapak sengaja masuk di sana, karena Bapak kasihan sama kamu yang masih kecil pada saat itu.
“Pak, tunggu. Sekarang umur Bapak berapa?” tanya Denov memotong pembicaraan ayahnya.
“Oh…Bapak sudah 49,  bulan Agustus tahun depan genap 50” jelas sang ayah.
“Terus… mama kok kelihatan lebih muda dibanding bapak?
“Jelas dong…Den, selisih umur Bapak dengan mama kamu itu 10 tahun. Kami menikah tahun 1990. Umur Bapak saat itu 28 tahun dan mama kamu itu baru 18 tahun. Kemudian, kami menunggu kamu selama 5 tahun. Makanya nama kamu Denov Deleor, karena kamu lahir pada tanggal 18 November 1995. Nah, sejak itu Bapak melarang mama kamu itu hamil sampai sekarang. Oh, ya. Nama kamu juga bisa disingkat DD, ha..ha..ha.. dasar anak manja, anak satu-satunya Bapak he..he..he, setelah kamu berumur 7 tahun kira-kira masuk SD, klo gak salah itu tahun 2002 Bapak lulus seleksi di USU. Jangan salah kira universitas itu merupakan universitas negeri terbesar di daratan Sumatera. Bapak bangga bisa masuk di universitas-universitas besar seperti itu.” cerita sang ayah dengan semangat.
“Waduh… Bapak! Hubungannya dengan pertanyaanku? Bapak ngawur! Denov bingung deh.”jawab Denov.
Loh, kamu kurang cakap memahami cerita Bapak gitu?”
“Maksud Denov, bukan asri itu, Pak. Tapi perasaan Denov, Pak. Tapi makasih ya, Pak atas infonya. Memang Bapak hebat deh” jawab Denov sambil berlari ke kamarnya.
“Maksud kamu? Den….! Waduh cerita saya ini masih belum selesai !” ayah berkata sendiri sambil memukul keningnya yang mengerut.
Malam mulai sepi, bel jam antik berbunyi sebanyak delapan kali, pertanda saat itu menunjukkan jam 8 malam. Denov pun mengambil telepon genggamnya dan langsung mencari kontak yang bernama Dela. Akhirnya dia menemukan kontak itu. Karena mereka telah bertukar nomor telepon pada saat tes kesamaptaan pada bulan Mei yang lalu.
“Hallo,” jawab Dela dengan suara yang lembut.
“Ia, Hallo. Selamat malam, Dell.. lahh.” balas Denov yang diselimuti rasa gugup yang luar biasa.
“Waduh mati gua,..sorry kecoplosan!” Denov berkata dalam hati dan saking gugupnya sebagian suaranya hampir terdengar. Dia menghadap dinding, menggarut rambutnya yang tinggal satu sisir, sedangkan tangan yang lain tetap memegang hp di kuping kiri.
“Ia, Den. Ada apa? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Dela dengan suara yang kecil, halus dan lembut.
“Oh,..Tidak cuma nanya kabar saja. Kamu lagi apa?” sahut Denov.
“Kabar Dela baik. Dela sekarang lagi belajar. Kamu sendiri lagi apa?
“Gak tau. Selamat belajar ya!” jawab Denov langsung memutuskan sambungan telepon tersebut.
Huhuuyyyyy! Yes...!” teriak Denov sambil mengekspresikan gayanya di depan cermin lemarinya.
“Ya, Tuhan! Tugas fisikaku, belum siap! Cinta…cinta…. mati aku le cinta.” kata Denov tersadar dalam kegugupannya.
Keesokan harinya, para pelajar yang berasal dari berbagai pelosok kembali bersekolah. Pagi itu, semua warga sekolah menerapkan 3S (senyum, sapa dan salam). Semua guru dan siswa sangat akrab di sekolah tersebut.
“Weh,… Abang kita datang!” sambut Wili dengan akrab ketika dia melihat Denov memasuki kelas dengan membawa tas yang penuh dengan buku-buku.
“Oh..iya. Ngomong-ngomong, gimana misimu, Den. Berhasil ya?” tanya Debil dengan menebar senyum.
“Yaelah, baru tahap PDKTsudah nanya yang nggak-nggak. Cepat amat, Bang. Sabar, santai, lagian perasaan kami berdua biasa-biasa aja, tidak ada nilai lebihnya. Ha…ha..ha…Oh ya, bagaimana klo sekarang kita duduk di kursi masing-masing mempersiapkan diri, mental dan segala buku-buku yang berhubungan dengan kegiatan hari ini,” saran Denov.
“Setuju itu, Bro,” jawab teman-teman Denov secara serentak.

***

Dua minggu berikutnya, tepatnya tanggal 16 September tahun tersebut Denov menerima SMS dari Dela.
Tersenyumlah selagi kamu bisa
Bicaralah selagi aku masih disini
Dan biarlah semua berjalan
Selagi kita masih bersama J
                           
Sore itu, Denov sangat terkejut. Dia hanya mampu tersenyum dan ingin merangkai kata untuk membalas SMS tersebut.
Sesosok orang, di tempat yang tak begitu tinggi.
Memperhatikan sebercak harapan, di dalam diri wanita yang tak bisa dia lihat
Bagaimana bercak hati untuk dia
Hidup ini di jalani dengan hati yang tulus, penuh keceriaan bukan paksaan J

Sejak saat itu perasaan Denov mulai tidak tenang ibarat bom atom yang jatuh pada lubuk hati yang paling dalam, jantungnya berdetak, terus berdetak kuat dan tidak stabil, tidak terarah.
“Ya, Tuhan. Inikah namanya cinta?” tanya Denov pada dirinya sendiri.
“Oh, my God. Besok ulangan matematika. Sekarang sudah jam 9 malam, masih belum mandi lagi. Kapan saya belajar? Mau jawab apa besok?” Denov tersadar dari lamunan cinta yang telah bersatu dalam aliran darahnya. Setelah itu, dengan segera dia mengambil handuk coklatnya dan berlari ke kamar mandi.
Keesokan harinya, Denov dan teman-temannya kembali bersekolah seperti biasa. Kebetulan hari itu hujan deras, bapak dan ibu guru terlambat masuk. Hari itulah kesempatan terbaik buat Denov untuk ngomong secara langsung kepada Dela.
“Selamat pagi, Dela,” kata Denov sambil mengangkat kursinya di antara kerumunan teman-temannya yang telah basah kuyup dan duduk di samping Dela dengan penuh kepercayaan diri tanpa ada kegugupan sama sekali.
“Iya,”jawab Dela singkat.
“La, kok kurang semangat hari ini? Kamu punya masalah ya?” tanya Denov dengan bersikap dewasa.
“Tidak… Aku cuma pengen diam saja,” jawab Dela dengan cuek.
“Benar?” tanya Denov
“Ya,”jawab Dela singkat.
Mungkin momen itu bukan keberuntungan buat Denov. Dela sangat cuek. Denov semakin penasaran dan susah menebak hati seorang remaja cantik itu.
“Perasaan….sebelum ada perasaan ini kami begitu dekat. Kami sering-sering curhat, sampai di situ kami dapat menerima antara yang satu dengan yang lain walau hanya sebatas teman. Tapi, setelah perasaan ini muncul, mengapa dia bersikap seperti itu? Dia sangat cuek, Tuhan. Mengapa Engkau munculkan perasaan ini jika akhirnya sakit?” tanya Denov dalam hati.
Denov ingin berjuang dan sekarang ia merangkai kata-kata dan ingin mengiriminya kepada Dela.

Sesungguhnya aku khawatir ketika kamu mengatakan
“ aku pengen diam”
Tapi aku senang kamu bisa tersenyum seperti hari ini J
                                           
 SMS tersebut tak ada satu pun yang mempedulikan. Inilah yang membuat Denov semakin penasaran. Apalagi selama ini Denov mendengar bahwa ada cowok lain (dari kelas lain sih) yang mulai dekat-dekat ke Dela. Itulah yang membuat hati Denov siang itu hancur seperti butiran debu.
“Ketika muncul perasaan itu, tantangan pun datang,” Denov berkata sambil meninju tiang ring basket tempat dia latihan.
***
Tiga hari kemudian, Denov mencoba memberanikan diri untuk bisa ngomong kepada Dela.
“Dell lah…Aku benar-benar minta maaf sama kamu. Aku punya salah besar sama kamu, ku harap kamu bisa memaafkanku.” kata Denov  dengan suara yang lembut dan tanpa basa-basi.
“He! Emang apa salahmu? Kalaupun kucuekin kamu, sebenarnya bukan karena ada salahmu, karena emang kayak gitu aku.” jawab Dela.
Nggaknggak begitu sifatmu sesungguhnya, La.” bantah Denov dengan bijak.
“Begitu ya? Sudah banyak yang negur aku seperti itu.”jelas Dela.
“Iyah, La. Entah mengapa sikapmu berubah akhir-akhir ini. Apakah kamu punya masalah?” tanya Denov dengan sebaik-baiknya.
“ Tidak.” jawab Dela singkat.
“Jadi, mengapa kamu bisa seperti ini? tanya Denov serius.
“Tidak selamanya orang seperti itu. Lagian aku tetap ceria kok.” jawab Dela dengan menebar senyum manisnya.
“Ia, saya mengerti. Tapi ada sedikit perbedaan yang kurasakan, La.” balas Denov.
“Ouh, ha..ha..ha...Santailah.” Dela tertawa mencairkan suasana.
“Ini aku lagi serius, La. Jujur nggak senang-senang perasaanku tentang kamu, La.”kata Denov baik-baik.
Tiba-tiba seorang temannya Denov memperingati  bahwa guru mau masuk di kelas mereka. Gemuruh kursi dan kaki manusia yang ada di kelas itu berusaha mengejar tempat mereka masing-masing, sekejab mereka bagaikan patung yang sangat susah bergerak di dalam keheningan, nyanyian dan  siulan burung yang menyapa pagi jelas terdengar.
***
Bumi tak pernah dihentikan, hari demi hari Denov selalu perhatian kepada Dela, walaupun Dela terkadang cuek terhadap Denov. Namun, itulah yang membuat Denov semakin kuat untuk merebut hati sang bidadari cantik itu. Tepat Jumat 18 November 2011. Denov berulang tahun yang ke-16. Denov sangat bahagia dan ingin membagi kebahagiaannya itu kepada Dela.
“Hi, Dela, tahu gak, hari apa hari ini?” tanya Denov dengan muka berseri-seri.
“Kamu ngomong samaku?
“Hum”
“Ya, tentu tahu dong, kamu kira Dela pikun, apa? Hari Jumat tau!” jawab Dela dengan manja dan penuh percaya diri.
“Waduh, ..yang lebih spesial?”
Nggak ada, kayaknya biasa saja. Nggak ada yang spesial,”jawab Dela dengan wajah murung.
“Saya ulang tahun hari ini, La.”jelas Denov.
“Hah…kamu ulang tahun hari ini ya? Maaf ya, saya benar-benar nggak tahu,” jelas Dela dengan merasa sangat menyesal.
Nggak apa-apa kok, La. Maklum kok.” jelas Denov.
“Iya, tapi saya merasa bersalah, Den. Masa hari ulang tahun cowok seperti kamu ini Dela gak ingat. Selamat ulang tahun ya, Den!” ucap Dela sambil mencolek pipi Denov.
“Waduh,…ha..ha..ha..makasih banyak, La. Boleh ngomongin sesuatu?” harap Denov.
“Boleh, gimana kalau ke kantin saja.”dukung Dela.
Kedua remaja itu pergi ke kantin.
“La, kamu cantik hari ini. Kamu manis sekali di saat kamu tersenyum,” kata Denov mengawali pembicaraan.
“Hari ini aja ya? Ha..ha..hah. Iyah, makasih ya. Kamu juga baik. Ha..ha..ha...” balas Dela.
“Kamu tahu nggak, La. Kamu adalah seorang cewek yang paling cantik, pintar, baik yang pernah ku temukan.” kata Denov dengan bijak.
“Iyalah, kuhargai pendapatmu,” jawab Dela
“Maksud kamu? Aku serius, La. Sekarang, bagiku menghafal teori, rumus matematika, kimia, fisika atau lainnya itu, aku tak mampu. Aku selalu mengingatmu setiap waktu, aku gak bisa melawan matamu, La”
“Iyah, saya mengerti”
“La, dengar. Sebenarnya selama ini saya mengkhawatirkan keadaanmu. Itu makanya aku terkadang bersikap aneh sama kamu. Aku merasa bahwa perasaanku ke kamu itu lebih sekedar teman dekat. Tapi, maaf  aku lama memendamnya, aku gak berani, aku ragu dan takut kehilangan kamu sebagai teman dekat. Aku sayang kamu, La. Aku sangat menyayangimu. Walau matamu kuat, tapi aku mencintaimu, La.” jelas Denov yang sangat berharap Dela bisa menerimanya.
Dela pun menarik napas dalam-dalam, dan keheningan menyelimuti mereka. Denov meraih tangan Dela yang putih mulus itu. Dela pun menangis.
“La, ngomong, La. Apa kamu sayang samaku, La? tanya Denov dengan tetesan air mata jatuh ke lantai kantin sederhana itu.
“Den, sebenarnya perasaanku ke kamu itu, hanya sebatas teman dekat, aku juga merasa takut kehilangan kamu. Tapi takut kehilangan sebagai teman dekat. Dan kurasa tidak lebih dari pada itu, Den." jawab Dela singkat.
"Tapi, La?"
"Tidak, Den. Ku harap jangan pernah suka kamu samaku, karena kamu terlalu baik selama ini samaku. Jadi, kita cukup sahabatan aja."
"Kok gitu, La?"
"Entah lah.....tapi kurasa pasti ada yang terbaik buat kamu, Den. Yang lebih baik  dari aku. Pasti...! Yakini itu!" Dela menguatkan hati Denov.
"Apa?"
"Iya, Den. Pasti ada yang terbaik buat kamu...."
"Oh...................Tidaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk !!!!!!!!!" teriak Denov.
"Den, kok gitu?" tanya Dela dengan lembut.
"Jadi, maksud kamu. Kita cukup sahabatan?"
"Ia...." jawab Dela.
“Selamanya?”
“Ia...!” tegas Dela.

Tidak bisa dijelaskan. Tak ada kata yang keluar. Semuanya berantakan, cuma  kaki yang ingin melangkah. Denov pun pergi dari kantin sederhana itu. 

Cerpen Ini Ditulis Oleh : 
Ordeli Zalukhu
Baca selengkapnya